Panen Jeruk pada Demfarm Program ICARE Kalimantan Barat
Program ICARE Kalimantan Barat melaksanakan demfarm budidaya jeruk seluas 10 ha yang tersebar di 3 desa yakni Desa Sejiram, Pangkalan Kongsi, dan Segarau Parit yang merupakan sentra produksi jeruk dalam kawasan Program ICARE. Demfarm tidak dapat dilaksanakan pada 1 lokasi sekaligus karena kondisi pertumbuhan tanaman antar kebun milik petani yang beragam dalam suatu hamparan yang relatif luas tersebut. Varietas jeruk utamanya adalah Siam Pontianak, namun beberapa kebun juga terdapat Varietas Keprok Terigas dan Krisma Agrihorti dengan proporsi yang lebih sedikit dari Siam Pontianak.
Jum’at (15/11/24) salah satu petani di lokasi demfarm, yakni Bapak Tju Sin Tian di Desa Segarau Parit merasa berbahagia karena panen jeruk saat ini mendapatkan harga tinggi. Beliau menjelaskan, di daerahnya yaitu Desa Segarau Parit, harga jeruk per kg yang dibeli agen untuk Grade AB adalah Rp. 10.000; Grade C Rp. 9.000; Grade D Rp. 7000; dan Grade E Rp. 6000;. “Saat ini agen membeli jeruk kami dengan harga tinggi, hal tersebut membuat kami senang dan bahagia, semoga tetap bertahan sampai ke depannya.” Ujar Pak Athian (nama panggilan beliau).
Tju Sin Tian menjelaskan, sebelum menjadi demfarm Program ICARE, produktivitas tanaman jeruk di kebunnya ini sekitar 19 kg/pohon/tahun, dan setelah menerapkan teknologi yang diintroduksikan pada demfarm yakni buah berjenjang sepanjang tahun (Bujangseta) terdapat peningkatan hasil. “Untuk saat ini hasil panen saya sekitar 25,6 kg per pohon. Dari total 1.038 pohon, buah jeruk yang dipanen sejak Juli 2024 hingga November 2024 sudah mencapai 26,6 ton. Produksi ini akan terus meningkat karena masih terdapat buah-buah yang belum masak” tambah beliau. Di akhir perbincangan, beliau menyebutkan selain meningkatkan produksi buah jeruk dan dan menjawab permasalahan fluktuasi harga, beliau merasa terbantu dengan pengenalan teknologi PTKJS (Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat) yang juga diterapkan pada demfarm sehingga petani dapat belajar mengenai pengendalian penyakit CVPD pada tanaman jeruk.
Sobatani, salah satu alasan petani yang diwakili oleh Bapak Tju Sin Tian dapat menikmati harga jual jeruk siam yang menggiurkan seperti saat ini adalah karena mereka dapat panen tanpa mengenal musim, tidak hanya saat panen raya saja. Bujangseta diterapkan dengan kombinasi tiga komponen teknologi yaitu manajemen kanopi, manajemen nutrisi, dan manajemen pengendalian hama. Teknologi Bujangseta memungkinkan tanaman jeruk dapat berbuah sepanjang tahun (off season) sehingga dapat meningkatkan produktivitas buah dan menjaga kestabilan harga tanpa mengurangi kualitasnya.